Kepada hati yang tak pernah berhenti mendamba.
Kubisikkan padamu kisah asmara yang penuh dusta.
Dihujani air mata yang tak mampu diwakilkan kata.
Kepada hati yang tak kuasa menahan rindu.
Kubisikkan padamu kisah kasih yang semu.
Dengan musim yang telah mengembun di antara bulu-bulu mataku.
Ia datang atas nama cinta lalu pergi meninggalkan lara.
Ia memberi harapan seindah pelangi,
namun akhirnya kelam tak bermentari.
Luka-luka menganga dalam jeda kehampaan dan kenangan mengalir deras membanjiri kepedihan.
Jiwa ini terkulai dikunyah nelangsa yang berapi-api.
Bersimbah angan tanpa tujuan nan pasti.
Begitu tersiksa menunggu yang dinanti.
Begitu berat melepaskan rasa yang telah terpatri.
Di batas rasaku yang kini makin terbata, untukku, sedikit saja, tolonglah bicara.
Setidaknya biar ada tanda yang bisa ku baca
Lalu berhenti atas asa yang kian meraja.