Bulan Sempurna

Pukul 02.30 dini hari, pintu kamarku diketuk sang guru untuk bangun solat tahajud.

Aku langsung terbangun karena udara begitu panas. Tegangan listrik sedang turun jadi semuanya padam. 

Aku bergegas ambil air wudhu untuk sholat. Walau raga ini rasanya masih ingin bergelut di kasur menahan kantuk. 

Selesai sholat witir, karena masih ngantuk, aku langsung terkapar lagi di lantai 2, di depan pintu jendela yang dibuka agar udara segar segera menembus.

Setelah 30 menit terpejam, aku terbangun mendengar suara mahaguru minta tolong supaya saklarnya dinaikkan.

Tak sengaja pandanganku tertuju ke luar jendela. Ada pemandangan yang begitu mempesona, ya bulan purnama. Bulat sempurna, langit bersih tak tersapu awan. 

Langit hitam seakan penuh cahaya dini hari. Sontak mengucapkan Maa syaa Allah, begitu indah ciptaan-Mu. Rasa syukur yang kian terpatri dalam dada mengingat kebesaran-Mu. 




Posting Komentar