Mengenai tentang dewasa, dewasa tidak semenyenagkan yang kita bayangkan saat waktu kecil. kini tumbuh dewasa telah memikul dengan berjuta-juta harapan dan mimpi-mimpi. menjadi dewasa sudah menjadi hukum dari sang pencipta namun hanya saja membutuhkan perihal waktu tentang perubahan-perubahannya. namun terkadang kita sebagai manusia tidak pernah menyadari tentang perubahan dari kedewasaan itu, sehingga mengeklaim diri masih seperti anak kecil.
Untuk melihat kedewasaan tidak bisa kita simpulkan hanya dari segi umur, wajah dan juga tidak bisa kita simpulkan dari satu aspek saja, karena kedewasaan tidak hanya terdapat di satu aspek namun setiap orang memiliki kecondongan kedewasaannya tersendiri.
Mengenai kedewasaan perlu kita ketahui bahwasannya sebuah perasaan juga perlu untuk didewasakan, banyak yang tak menyadari tentang hal ini, terkadang dari bagaimana cara kita mendedikasikan persaaan kita untuk lebih dewasa dan dari hal itulah akan menyalurkan kedewasaan lainya, terutama dalam cara berfikir.
Menurut Luthfikal Hakim Addiputra dalam salah satu tulisannya yang berjudul "Meminang perasaan, Mendewasakan hati dan pikiran." : label dewasa bukan label yang main. Everything must be under control, right? semuanya harus terencana dengan matang. Manajemen diri yang juga harus baik. Apa-apa yang dulu tampak irasional, sekarang sudah dapat dirasionalisasikan secara sadar. Semuanya dilogikakan agar pencapaian hidup menjadi terukur. Sampai-sampai lupa bahwa manusia isinya bukan cuma akal, tapi juga hati. tidak hanya nalarmu saja yang perlu untuk di sekolahkan dan di beri penghidupan namun perasaanmu juga.
Dari pendapat Luthfikal Hakim, dapat disimpulkan bahwa adanya upaya untuk mengontrol perasaan yang perlu didewasakan. Karena dari banyaknya kejadian yang sering kita temui, yang sulit dikontrol dalam perasaan terdapat dua hal ini:
1. Mudah tersinggung oleh perkataan orang.
Merasakan yang namanya sakit hati adalah satu hal yang alamiah dalam hidup ini. Hal inilah yang sering terjadi di dalam sebuah perasaan, namun apakah perasaan akan terus dibiarkan merasakan sakitnya yang terjadi. Maka dari itu mari mita kita ubah cara pandang dan berfikir kita, agar kita tidak mudah merasakan yang namanya sakit hati.
ketika terjadi sebuah masalah yang memicu emosional di dalam perasan sehingga timbullah rasa sakit hati itu, maka berusaha berfikir secara positif, kita urai kembali permasalahan tersebut sehingga kita dapat mengetahui diamana letak salah kita dan dimana letak kesalahan orang lain. Memang kita tidak perlu menyusahkan diri untuk mendengarkan perkataan orang lain, namun perlu disadari bahwasannya tidak semua perkataan orang itu buruk, terkadang kita juga perlu mendengarkan perkataan orang lain sebagai acuan kita dalam berfikir, apakah yang dikatakan mereka itu benar adanya atau salah.
2. Mudah bergantung pada orang lain.
Kadang ketika seseorang yang menjadi sandaran kita secara emosional lalu mengecewakan kita, karena telah membiarkan kita tergantung padanya dan itulah yang akan menyebabkan kita tidak yakin pada diri sendiri. Memiliki prinsip dalam hidup itu sangat penting agar kita bisa menjalani kehidupan ini bisa berjalan dengan seimbang. Dalam hal ini maka akan timbul anggapan sikap ketidak matangan Emosional yang akan terjadi; kita mungkin akan mudah merajuk;
Artinya kita akan menjadi sangat kesal dengan apapun yang tidak sesuai dengan kehendak kita. mempertahankan harga diri hingga terlalu lemah untuk mengungkapkan bahwa sebenarnya kita telah tersakiti. Sikap merajuk seperti ini adalah sikap tidak dewasa, kita harus bisa melawan pemikiran kita bahwasanya orang lain tidak bisa dengan mudah memahami tentang diri kita.
Dari keduahal ini pada hakekatnya nalar dan perasaan membutuhkan waktu yang beriringan dalam mendewasakannya, hidup ini harus seimbang bukan? perjalanan panjang menuju kesempurnaan nalar merupakan ladang pembelajaran dalam mendewakaan perasaan. Maka memaknai setiap sebuah proses menuju titik akhir merupakan sebuah keharusan, karena menjadi manusia bukan hanya soal akal pikiran, tetapi juga perasaan.
Ketika memikirkan bagaimana cara mendewasakan perasaan, maka orang yang memiliki pemahaman baik tentang diri merekalah jawabannya "Pahami diri dengan baik". karena perasaan itu hanya bisa dipahami dan dikontrol oleh diri sendiri, namun ada beberapahal langkah yang bisa dilakukan untuk mengontrol perasaan dengan baik.
Memahami diri sendiri dengan baik, berusaha berpikir logis, berusaha mengubah perspektif , berusaha untuk tidak terus-menerus merasa tersakiti oleh perkataan orang lain, tapi jadikanlah perkataan orang lain sebagai kaca perbandingan diri kita agar kita tau benar dan salahnya dari kita itu dimana, tidak terus-menerus selalu menyalahkan orang lain, kita juga perlu mengoreksi diri kita sendiri, berpikir positif dengan keadaan, biasakan diri untuk tidak bergantung pada orang lain, tegaskanlah pada diri bahwasannya kamu bisa melewati semuanya dengan baik. dan yang terakhir adalah mengontrol emosi dengan baik dan yang terakhir mengontrol emosi dengan baik. memang banyak cara dalam mendewasakan perasaan namun beberapa hal ini yang menurut saya menjadi awal dalam mendewasakan perasaan.
"Kita memang tidak bisa mengontrol pikiran dan perasaan orang lain tentang kita, tetapi kita bisa mengontrol pikiran dan perasaan kita terhadap orang lain."