Kamu tidak dibayar untuk tidur

Mobil biru itu adalah milik keluarganya Leo,seorang laki-laki yang berasal dari Jakarta, hari ini ia diantar orang tuanya untuk mondok di sebuah  Pesantren yang sangat jauh dari kotanya, ia berasal dari keluarga yang kaya dan sangat dimanja, sehingga sempat kaget ketika orang tuanya memutuskan untuk memasukkannya ke pondok pesantren.

"Jangan khawatir nak, kami hanya ingin kamu menjadi lebih baik, dan faham ilmu agama", begitulah kata ayahnya ketika Leo pertama kali menginjakkan kaki ditanah pesantren, walaupun mereka sendiri bukanlah keluarga yang agamis, dan ibunya pun belum istiqomah menutup 'aurat, namun mereka tetap berharap kebaikan akhirat untuk putra kesayangannya.

Orang tuanya memang sengaja memilihkan pesantren yang sederhana, walaupun mampu masuk yang mewah, supaya Leo benar-benar bisa belajar, bagaimana caranya mandiri, dan berjuang sendiri.

Kehidupan yang jauh berbeda dengan ketika ia ada dirumah, semua pekerjaan dikerjakan oleh pembantu, dan ia tak perlu bersusah payah lagi untuk melakukannya, semua begitu mudah ia dapatkan, bahkan bolos sekolahpun sudah menjadi hal yang biasa, jadi tidak heran jika hidup dipesantren masih dianggapnya sebagai mimpi.

Kasur empuk dan nyaman, kini berubah menjadi lesehan yang membuat tubuhnya menjadi sakit, kamar pribadinya yang luas kini menjadi tempat tidur yang berdesak-desakan, lalu bagaimana dengan makanan?, tidak perlu ditanya sudah pasti jauh berbeda dengan dirumah.

Orang tuanya sudah tua, hanya Leo yang mereka harapkan saat ini untuk belajar ilmu agama lebih dalam, karena mereka sadar, ketika sudah meninggal, yang dibutuhkan hanyalah do'a dari anak yang sholeh, bukan sekedar harta yang melimpah.


Hari demi hari dan tahun demi tahun-pun berlalu

Sikap malasnya masih saja tidak berubah, Yang ia lakukan tak jauh berbeda dengan yang dulu, hanya porsinya saja yang berkurang, ketika dirumah ia sangat bebas, namun ketika dipesantren terhalang peraturan yang ketat, lebih banyak ngobrol daripada belajar, bahkan sering tidur sampai tidak ikut sholat jama'ah, padahal sholat jama'ah itu adalah hal yang wajib bagi santri.

Spp satu juta perbulan tak pernah ia hiraukan, serta tak peduli bagaimana orang tuanya bekerja untuk dia bisa belajar, begitu banyak pengorbanan dan perjuangan yang telah di sia-siakan dengan tidak memanfaatkan waktu yang ada.

Keringat kerja keras yang mengalir dari kening ayah tak pernah terfikirkan, bahkan rambut cantik sang ibu yang kian memutih menahan rindu, tak pernah ia bayangkan. ketidaksadarannya akan perjuangan orang tua, telah menutupi kebesaran cinta yang  didapatkan.

Sampai suatu ketika, Leo jatuh sakit dan membuatnya harus dirawat  dirumah sakit, setelah sekian lama, akhirnya disinilah kesempatan dan kesehatan itu ia sadari.

Ketika di pesantren, Leo tinggal belajar dan tak perlu bekerja untuk membayar spp, namun saat dirumah sakit, ia menyesal karena sangat sulit untuk mengaji, Leo pun hanya terbaring lemah dan menagis karena kelalaiannya selama ini, ia ingin kembali mondok namun keadaan sudah tak memungkinkan.

Manfa'atkanlah waktu dengan sebaik-baiknya, karena "kamu tidak akan tahu nilai dari suatu momen sampai momen itu menjadi kenangan", begitulah kurang lebih kata-kata Spongebob Squarepants. Hehe

Manfa'atkanlah setiap kesempatan yang telah diberikan, tetap semangat dan jangan mudah untuk menyerah, karena kehidupan diluar tak seindah yang dibayangkan, bahkan ketika kita menganggap pesantren itu adalah penjara, jangan-jangan kehidupan diluar itulah penjara sebenarnya.

Buat apa mengeluarkan uang satu juta perbulan, bahkan lebih, hanya untuk malas-malasan, atau hanya pindah tempat tidur, pindah tempat main, dan tidak mendapatkan ilmu sama sekali. Tidur yang cukup memang membantu menjaga keseimbangan kimia  otak yang sehat, dan kesehatan mental yang baik, namun jangan jadikan itu sebagai alasan supaya banyak tidur, karena hanya akan membuang waktu dan malas beraktivitas.

Lingkungan juga sangat mempengaruhi, namun jika kita sendiri menutup diri dari mendapatkan kebaikan, bagaimana mungkin ia akan bermanfaat, setidaknya untuk mendapatkan kebaikan dan kemanfaatan haruslah diiringi dengan sikap yang menerima.

yang akan kita hadapi bukan hanya masa depan saja, namun juga umur orang tua kita, bahagiakanlah mereka ketika didunia, dan do'akanlah mereka ketika sudah tiada.
Convinced

Posting Komentar