Postingan

Haul Ke-4 KH. Kgs. A, Nawawi Dencik, Al-Hafizh

 




Acara haul adalah momen sakral bagi keluarga dan komunitas untuk mengenang serta mendoakan kerabat atau tokoh ulama yang telah berpulang. Ribuan jamaah memadati makam keramat untuk mengikuti acara haul allahuyarham KH. Kgs. Ahmad Nawawi Dencik, al-hafizh untuk memanjatkan doa dan mendengarkan ceramah agama. Setiap tahun, acara haul ini menjadi ajang silaturahmi besar, mengumpulkan sanak saudara dan murid-murid dari berbagai daerah.

Dalam acara ini, kita tidak hanya mengenang jasa-jasa almarhum, tetapi juga mengambil hikmah dari teladan hidup yang telah ia wariskan. Persiapan acara haul yang meriah tersebut melibatkan banyak warga desa dan santri yang menunjukkan semangat gotong royong dan rasa hormat yang mendalam.

Dalam balutan khidmat dan penuh haru, rangkaian acara haul dimulai dengan pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur'an, dilanjutkan dengan lantunan salawat yang menggema dan doa bersama yang dipimpin oleh para ulama terkemuka. Momen ini bukan hanya sekadar peringatan wafatnya seorang tokoh, melainkan juga ajang refleksi dan pengingat akan keteladanan, ilmu, serta perjuangan yang telah diukir oleh almarhum semasa hidupnya. Para hadirin tampak khusyuk, sebagian meneteskan air mata, saat mengenang kembali nasihat-nasihat dan petuah-petuah berharga yang pernah disampaikan oleh almarhum.

Selain sebagai wadah spiritual, acara haul ini juga menjadi simpul perekat tali silaturahmi. Berbagai lapisan masyarakat, dari pejabat, tokoh masyarakat, hingga santri dan warga biasa berbaur menjadi satu melebur dalam suasana persaudaraan yang kental. Bazar UMKM yang didirikan di sekitar lokasi turut menambah semarak acara, sekaligus menjadi bukti nyata semangat gotong royong dan kepedulian sosial yang masih kuat di tengah masyarakat. Harapan besarnya, melalui acara haul ini, nilai-nilai luhur dan ajaran almarhum dapat terus lestari serta menjadi inspirasi bagi generasi penerus.

__________________

Acara dibuka oleh Kgs. H. Muksin Dencik, SE. yang kemudian dimulai dengan pembacaan Yasin oleh Ust. Ali Amrullah, S.H.I, Tahlil oleh al-Habib Umar al-Munawwar, Do’a Yasin dan Tahlil oleh Drs. KH. Abd. Amri Siregar, M. Ag, dilanjutkan dengan pembacaan kalam Ilahi oleh Ust. Nur Majid dengan lantang dan syahdu, sambutan ketua panitia oleh Ust. Kgs. Adlan Maghfur, MH, pembacaan Syair Kiai Nawawi Qasidah Li Madhi Syaikh yang dibawakan oleh tim hadroh Ahlul Qur’an Palembang, pembacaan Manaqib KH. Kgs, A. Nawawi Dencik, al-Hafizh yang dibacakan oleh Ust. Dr. H. A. Rahman Ramli, M.Pd.I, dan puncak acara adalah tausiyah dari Al-Habib Novel Alaydrus asal Solo. Sosok yang terkenal sebagai seorang ulama, da'i, serta pimpinan majelis ilmu dan dzikir Ar-Raudoh, yang kemudian ditutup dengan Do’a yang dipimpin oleh al-Habib Umar Abdul Aziz bin Abdurrahman Syahab.

Kgs. M. Adlan Maghfur, MH., sebagai ketua panitia acara haul, ia menyampaikan dalam kata sambutannya bahwa acara haul ini, selain sebagai wujud mengenang dan mendoakan almarhum Kiai Nawawi, juga merupakan sarana untuk meneladani perjuangan dan pengorbanan kiai dalam menyebarkan ilmu dan men-syiar-kan kemuliaan Al-Quran.

Selain itu, ia juga menambahkan haul ke-4 KH. Kgs. A. Nawawi Dencik, Al-Hafizh, ini menjadi sangat istimewa karena untuk pertama kalinya diselenggarakan secara lebih luas dan komprehensif dalam sebuah rangkaian acara bertajuk "Pekan Kiai Nawawi" selama satu pekan penuh, dimulai tanggal 23 sampai dengan malam ini tanggal 28 Juni 2025.

Dalam tausiyah Al-Habib Novel Alaydrus, memberi pesan bermakna tentang orang-orang yang dapat memberi syafaat di hari akhirat kelak, salah satunya adalah para penghafal Al-Qur’an. Syafaat ini merupakan hak istimewa yang dapat menyelamatkan banyak orang dari siksa api neraka. Hanya orang-orang tertentu saja bagi mereka yang bisa memberi keselamatan seperti ini. Mengapa? Karena Allah sendiri yang memilih mereka untuk menjaga Al-Qur’an. Ketika Allah telah memilih, maka Allah pula yang memberi keistimewaan berupa syafaat dari para huffazh Qur’an tersebut.

Habib Novel juga menambahkan jika orang tua menginginkan anaknya sukses di dunia dan akhirat, hendaklah dididik dengan Al-Qur’an. Begitu sebaliknya apabila seorang anak kepengen sukses, maka berbaktilah kepada kedua orang tua. Mengutip dari hadis nabi yang berbunyi ridhallahu waridhol walidayn, sakhatullahu sakhatul walidayn, ridho Allah tergantung ridho kedua orang tua, murka Allah tergantung murka kedua orang tua.

Maka didiklah anak dengan nilai-nilai Al-Qur’an, dan sebagai anak berbaktilah kepada orang tua. InsyaAllah melalui bakti tersebut Allah akan meridhoi satu keluarga dengan rahmatNya.

Berikut video lengkap tausiyah Al-Habib Novel Alaydrus bisa teman-teman kunjungi link di bawah ini:

https://www.youtube.com/live/KSTgI4gQRJg?si=Mi_OSsRpXOh88hJX

 

 

Pecinta Goresan

Posting Komentar