Acara haul adalah momen sakral bagi keluarga dan
komunitas untuk mengenang serta mendoakan kerabat atau tokoh ulama yang telah
berpulang. Ribuan jamaah memadati makam keramat untuk mengikuti acara haul allahuyarham
KH. Kgs. Ahmad Nawawi Dencik, al-hafizh untuk memanjatkan doa dan
mendengarkan ceramah agama. Setiap tahun, acara haul ini menjadi ajang
silaturahmi besar, mengumpulkan sanak saudara dan murid-murid dari berbagai
daerah.
Dalam acara ini, kita tidak hanya mengenang jasa-jasa
almarhum, tetapi juga mengambil hikmah dari teladan hidup yang telah ia
wariskan. Persiapan acara haul yang meriah tersebut melibatkan banyak warga
desa dan santri yang menunjukkan semangat gotong royong dan rasa hormat yang
mendalam.
Dalam balutan khidmat dan penuh haru, rangkaian acara
haul dimulai dengan pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur'an, dilanjutkan dengan
lantunan salawat yang menggema dan doa bersama yang dipimpin oleh para ulama
terkemuka. Momen ini bukan hanya sekadar peringatan wafatnya seorang tokoh,
melainkan juga ajang refleksi dan pengingat akan keteladanan, ilmu, serta
perjuangan yang telah diukir oleh almarhum semasa hidupnya. Para hadirin tampak
khusyuk, sebagian meneteskan air mata, saat mengenang kembali nasihat-nasihat
dan petuah-petuah berharga yang pernah disampaikan oleh almarhum.
Selain sebagai wadah spiritual, acara haul ini juga
menjadi simpul perekat tali silaturahmi. Berbagai lapisan masyarakat, dari
pejabat, tokoh masyarakat, hingga santri dan warga biasa berbaur menjadi satu
melebur dalam suasana persaudaraan yang kental. Bazar UMKM yang didirikan di
sekitar lokasi turut menambah semarak acara, sekaligus menjadi bukti nyata
semangat gotong royong dan kepedulian sosial yang masih kuat di tengah
masyarakat. Harapan besarnya, melalui acara haul ini, nilai-nilai luhur dan
ajaran almarhum dapat terus lestari serta menjadi inspirasi bagi generasi
penerus.
__________________
Acara dibuka oleh Kgs. H. Muksin Dencik, SE. yang kemudian
dimulai dengan pembacaan Yasin oleh Ust. Ali Amrullah, S.H.I, Tahlil oleh
al-Habib Umar al-Munawwar, Do’a Yasin dan Tahlil oleh Drs. KH. Abd. Amri
Siregar, M. Ag, dilanjutkan dengan pembacaan kalam Ilahi oleh Ust. Nur Majid
dengan lantang dan syahdu, sambutan ketua panitia oleh Ust. Kgs. Adlan Maghfur,
MH, pembacaan Syair Kiai Nawawi Qasidah Li Madhi Syaikh yang dibawakan oleh
tim hadroh Ahlul Qur’an Palembang, pembacaan Manaqib KH. Kgs, A. Nawawi Dencik,
al-Hafizh yang dibacakan oleh Ust. Dr. H. A. Rahman Ramli, M.Pd.I, dan puncak
acara adalah tausiyah dari Al-Habib Novel Alaydrus asal Solo. Sosok yang
terkenal sebagai seorang ulama, da'i, serta pimpinan majelis ilmu dan dzikir
Ar-Raudoh, yang kemudian ditutup dengan Do’a yang dipimpin oleh al-Habib Umar Abdul
Aziz bin Abdurrahman Syahab.
Kgs. M. Adlan Maghfur, MH., sebagai ketua panitia acara
haul, ia menyampaikan dalam kata sambutannya bahwa acara haul ini, selain
sebagai wujud mengenang dan mendoakan almarhum Kiai Nawawi, juga merupakan
sarana untuk meneladani perjuangan dan pengorbanan kiai dalam menyebarkan ilmu
dan men-syiar-kan kemuliaan Al-Quran.
Selain itu, ia juga menambahkan haul ke-4 KH. Kgs. A.
Nawawi Dencik, Al-Hafizh, ini menjadi sangat istimewa karena untuk pertama
kalinya diselenggarakan secara lebih luas dan komprehensif dalam sebuah
rangkaian acara bertajuk "Pekan Kiai Nawawi" selama satu pekan penuh,
dimulai tanggal 23 sampai dengan malam ini tanggal 28 Juni 2025.
Dalam tausiyah Al-Habib Novel Alaydrus, memberi pesan bermakna
tentang orang-orang yang dapat memberi syafaat di hari akhirat kelak, salah
satunya adalah para penghafal Al-Qur’an. Syafaat ini merupakan hak istimewa yang
dapat menyelamatkan banyak orang dari siksa api neraka. Hanya orang-orang
tertentu saja bagi mereka yang bisa memberi keselamatan seperti ini. Mengapa? Karena
Allah sendiri yang memilih mereka untuk menjaga Al-Qur’an. Ketika Allah telah
memilih, maka Allah pula yang memberi keistimewaan berupa syafaat dari para
huffazh Qur’an tersebut.
Habib Novel juga menambahkan jika orang tua
menginginkan anaknya sukses di dunia dan akhirat, hendaklah dididik dengan Al-Qur’an.
Begitu sebaliknya apabila seorang anak kepengen sukses, maka berbaktilah kepada
kedua orang tua. Mengutip dari hadis nabi yang berbunyi ridhallahu waridhol walidayn,
sakhatullahu sakhatul walidayn, ridho Allah tergantung ridho kedua orang
tua, murka Allah tergantung murka kedua orang tua.
Maka didiklah anak dengan nilai-nilai Al-Qur’an, dan
sebagai anak berbaktilah kepada orang tua. InsyaAllah melalui bakti tersebut Allah akan
meridhoi satu keluarga dengan rahmatNya.
Berikut video lengkap tausiyah Al-Habib Novel Alaydrus
bisa teman-teman kunjungi link di bawah ini:
https://www.youtube.com/live/KSTgI4gQRJg?si=Mi_OSsRpXOh88hJX