“Mei dan Dua Hari yang Menyala”

 

“Mei dan Dua Hari yang Menyala”




Langit siang tanggal sembilan Mei,
memelukku dengan cahaya yang tak biasa,
udara menyisipkan bisik-bisik rahasia
sebelum langkahku menapak pelan
menuju sebuah kafe bernama Goobook,
yang diam-diam sedang mengatur babak manis
dalam cerita usiaku yang bertambah.

Pintu terbuka—dan dunia berubah nada.
Senyum mereka seperti bunga-bunga
yang mekar tak serentak tapi serempak,
lalu suara itu—
lantang, jenaka, menggelegar nostalgia:
 “JENG-JENG-JENG,,,, Selamat Ulang Tahun...”
lagu dari Jamrud,
menyapu udara seperti riuh cinta yang bercanda.

Lalu kulihat kue itu:
hijau seperti dedaunan yang baru lahir dari hujan,
dan di atasnya: tulisan kecil yang membuatku tertawa—
“Adik tiri”,
sebuah panggilan yang separuh kejutan,
separuh pelukan yang menyamar jadi gurauan.

Aku tertawa.
Karena di tengah gelas-gelas kopi
dan langkah-langkah yang biasanya dingin,
hari itu semua menjadi hangat—
karena mereka,
yang bukan darahku,
tapi mendekapku dengan cara yang paling manusiawi.

Lalu esoknya—
siang yang lain membuka matanya dengan warna biru.
Langit seperti turut mengenakan tema,
dan sahabat-sahabat dari SJUH datang membawa senyum
yang seolah telah disiapkan jauh-jauh hari oleh semesta.

Kue biru.
Tertata rapi di meja yang dikelilingi pelukan diam.
Tak banyak kata,
hanya sorot mata dan tepukan kecil di punggung
yang menyampaikan lebih banyak dari seribu kalimat ucapan.

Hari itu,
aku mengerti bahwa cinta tidak selalu bersuara besar.
Kadang ia datang dalam kejutan sederhana,
dalam lagu band lawas dan tulisan jenaka di atas kue,
atau dalam nuansa biru yang membalut siang
seperti langit sedang menjagaku.

Dua hari.
Dua kejutan.
Dua bab yang akan kusimpan dalam laci kenangan,
sebagai bukti bahwa aku pernah dirayakan
oleh mereka yang memilih hadir,
bukan karena wajib,
tapi karena ingin.

Dan Mei pun mencatat:
bahwa aku, yang pernah merasa kecil,
hari itu tumbuh—
dalam tawa,
dalam pelukan,
dalam cinta yang tak bersyarat,
meski tak serumah,
meski tak sedarah.


Posting Komentar