Ini masih tentang konsep dikotomi kendali. Di mana sebuah kendali bisa dibedakan menjadi dua bagian, yang berada di bawah kendali kita dan yang berada di luar kendali kita.
Menurut Stoicisme, pengendalian diri bersifat independen, artinya tidak terikat dan dapat dikendalikan karena berada dalam diri sendiri, termasuk pikiran dan tindakan diri sendiri. Apa pun yang berada di luar kendali diri adalah lemah, rapuh, diperbudak, terikat, dan menjadi milik orang lain. Ketika kita malah menyesali sesuatu yang berada di luar kendali, hal itu justru adalah kesia-siaan yang nyata. Sebab apa-apa yang berada di luar kendali kita tidak bisa diubah kecuali oleh si empunya kendali.
"Jika kamu tidak terlahir cantik itu nasib, jika kamu tidak tampak menarik itu salahmu" (Henry manampiring, The Alpha Girls Guide)
Cantik dan menarik adalah dua kata yang berbeda makna. Perempuan yang terlahir cantik belum tentu menarik, tetapi perempuan yang tampil menarik tidak harus terlahir cantik.
Kutipan tersebut mengingatkan kita bahwa terlahir cantik/tampan adalah sesuatu di luar kendali kita, tetapi untuk bisa tampil menarik adalah hak semua orang dan suatu hal yang bisa kita kendalikan. Bahkan, kalau seandainya tidak terlahir cantik/tampan seseorang harus bisa tampil menarik. Mengapa? Sebab kenyataannya, manusia lebih mendahulukan seseorang yang mempunyai kelebihan dalam segala hal, terutama cantik dan menarik.
Kita tentunya pernah bertemu dengan seseorang yang sebenarnya terlahir cantik/tampan tetapi karena dia tidak bisa mengurus penampilan dengan baik, memakai baju asal-asalan, tidak merawat kulit dengan baik, atau berjalan dengan postur tubuh yang salah, lebih-lebih lagi jika tidak menjaga attitude, dia justru menjadi kelihatan tidak menarik.
Sebaliknya, kita terkadang bertemu dengan seseorang yang sebenarnya wajahnya biasa-biasa saja, tetapi karena pandai memadu padan pakaian, ramah, good attitude, dan lebih lagi dia memiliki percaya diri yang bagus, yang seperti ini justru akan menjadi terlihat sangat menarik.
Perlu digarisbawahi, bahwa menjadi menarik bukan melulu tentang make up tebal, atau bahkan pakaian mahal. Mungkin bisa dengan selalu tersenyum pada saat-saat tertentu, misalnya saat mengucapkan terimakasih ketika usai menerima sesuatu, tersenyum saat berpapasan dengan orang-orang dan lain sebagainya. Dengan begitu, orang-orang akan lebih tertarik mengobrol dengan kita yang selalu tersenyum ketika bertemu dibandingkan dengan orang yang selalu memasang mimik cemberut atau kurang ramah.
Menerapkan kebiasaan-kebiasaan baik juga adalah cara pokok untuk terlihat lebih menarik. Misalnya, dengan selalu mengucapkan kata "maaf" ketika ada sesuatu yang kurang mengenakkan, atau kata "tolong" ketika memerlukan bantuan, atau dengan selalu mengucapkan "terimakasih" ketika telah diberi bantuan. Karena menjadi menarik adalah merangkum dan memancarkan esensi sejati tentang jati diri seseorang.
Postingan
Cantik Vs Menarik
Al-Faqirah