"Jika tidak ingin dibohongi maka jangan berbohong", mugkin kita sudah familiar dengan ungkapan itu,, ya, ungkapan yang sering didengar dari orang yang merasa kecewa atau hanya sekedar menasihati.
Namun prakteknya tak semudah teorinya, hal itulah yang akhirnya menjadi problem bagi kita untuk berkata jujur, apalagi jika yang harus dikatakan itu adalah hal yang menyakitkan dan memiliki resiko yang besar, pasti kebanyakan orang lebih memilih untuk menutupinya daripada mengungkapkannya, dengan alasan karena orang lain juga begitu, nah,, Inilah yang seharusnya diperbaiki.
Ada lagi sebuah ungkapan yang mengatakan bahwa “banyak orang yang merasa tenang ketika salah jalan karena banyak teman yang juga sama-sama salah, beranilah untuk benar meski sendirian” ungkapan ini menujukkan bahwa nilai sebuah kebenaran itu sangat tinggi dan mahal, bahkan ketika mayoritas orang merasa tenang dengan kesalahannyapun, kita tetap diperintahkan untuk berada dijalan yang benar.
Orang bohong itu tidak cukup sekali, Ketika sekali berbohong, maka akan menimbulkan kebohongan-kebohongan lainnya, karena untuk menutupi kebohongan pertama diperlukan kebohongan yang baru, berbeda dengan kejujuran, ia akan membawa ketenangan, walau terkadang jujur itu menyakitkan. namun segala sesuatu pasti ada konsekuensinya bukan?, semakin besar keputusan yang diambil maka semakin besar resiko yang diterima.
Jujur memang tak mudah, karena yang bisa melakukannya juga bukan semua orang .
Kejujuran tidak selalu datang dari mereka yang dipanggil ustadz, pejabat, polisi, hakim dan lain sebagainya, namun ia datang dari mereka yang berjiwa besar, menyadari setiap kesalahannya, dan mau mengakui kesalahan itu,serta tidak mengulanginya lagi.
Aku jadi teringat sebuah kejadian yang pernah dialami oleh Ayleen di sekolah SMA
Ujian akhir semester sudah tiba, Seperti biasa Ayleen berjalan kaki menuju sekolah, ia duduk di bangku paling depan namun tak bersama teman dekatnya, sebab ketika ujian seluruh siswa akan duduk sesuai dengan nama yang ada di absensi.
ketika anak kelasnya sedang mengerjakan UAS, teman-teman Ayleen meminta jawaban soal darinya, dengan sopan diapun berkata “maaf aku takut salah”, mendengar hal itu lantas merekapun menjadi emosi dan akhirnya meminta jawaban kepada teman yang lain, kebetulan pada saat itu Shaera yang merupakan juara kelas, mau untuk membagikan jawabannya kepada anak kelas, walhasil jawaban Shaera pun menyebar keseluruh anak di kelas itu.
Mengetahui bahwa jawaban itu dari Shaera, merekapun lantas mengikuti jawaban tersebut, yaa,,, seperti namanya, Shaera adalah gadis yang sangat pintar dan populer di sekolah, nama itu diambil dari bahasa arab yang artinya paling berpengetahuan dan terkenal, jadi wajar jika apa yang ia dapatkan sama seperti namannya, karena nama sendiri adalah do’a.
Namun sayangnya Shaera kurang pandai dalam menggunakan kepintaran tersebut, dia membagikan jawabannya bahkan ketika sedang ujian sekalipun, sehingga teman-temannya hanya mengandalalkan kepintaran Shaera dan tidak berusaha mencari jawaban sendiri, terkecuali Ayleen, dia yakin yang namanya kebohongan cepat ataupun lambat pasti akan terbongkar, dan Ayleen juga percaya bahwa dia tidak akan berdosa hanya karena salah jawaban, namun yang akan membuatnya berdosa adalah kebohongannya, prinsip itulah yang selalu ia pegang dalam dirinya.
Hari-haripun pun berlalu dengan cepat, tak terasa UAS sudah hampir selesai, pertanda libur panjang segera tiba.
Namun dihari terakhir UAS permasalahan terjadi, tepatnya ketika mereka semua hampir menyelesaikan UASnya dan tinggal menunggu jam pulang, pak Azran kepala sekolah SMA tersebut mendatangi kelas Ayleen dan berkata kepada mereka “setelah sekian lama para guru disini baru menyadari bahwa jawaban kalian semua sama, sebagai seorang guru yang mendidik anak muridnya untuk menjadi anak yang baik, kami merasa sangat kecewa kepada kalian karena sudah melakukan hal tak seharusnya dilakukan", akhirnya beliaupun menyuruh mereka untuk mengulang lagi semua jawaban UAS nya, kecuali seorang anak yang bernama Ayleen, Ia pulang duluan disaat yang lain sibuk UAS. dalam hati Ayleen hanya berkata "alhamdulillah, senang pulang duluan, tenang tidak dihukum".
Dengan cerita Ayleen terbukti bahwa kejujuran itu selalu berbuah manis, berat memang, ketika ia harus berjuang mempertahankan kebenaran, disaat yang lain tetap terbuai dengan kesalahan.
Tapi bagaimanapun juga, prinsip itulah yang seharusnya di tanamkan dalam diri seorang muslim, kita harus tetap berada dijalan yang benar, meskipun banyak tantangan dan resiko yang harus dihadapi.