Senin, 03 Juni 2024. Terduduk didalem (ruangan)
buNyai, sambil menunggu beliau datang menyimak, suara yang saling
bertabrak, sibuk melantunkan ayat-ayatNya agar lancar dan tanpa salah saat
setoran.
Tak lama kami menunggu, seorang yang ditunggu masuk membuka pintu ruangan
sambil mengucapkan salam “Assalamu'alaikum” secara serentak kamipun membalas salamnya “Wa'alaikumsalam”,
sejumput senyum dan pembacaan al-Fatihah pertanda setoran dimulai.
Secara giliran kami silih berganti, menyetorkan hafalan,
walaupun dengan hati yang berkecamuk dan berdialeg sendiri. Akhirnya “Shadaqallahul’azim” pun terucap.
“Percuma rek, kalian berdarah-darah nyiapin
setoran dan berusaha biar gak salah, tapi setelah itu gak mau deres (Muroja’ah)
lagi ! Ngambek al-Qur’annya rek ! . Dawuh beliau ketika diri mundur dari hadapan.
Dan lagi-lagi hati dihantam oleh perkataan beliau “Selancar
apapun hafalan, kalo gak dideres ulang (Muroja’ah) yo ilang rek !”. Nasehat
yang selalu diulang kepada santrinya.
Kepala tertunduk, hati merengek yang tak jelas makna, tak berani menatap bola mata indah yang selalu bersabar dan terus melontarkan kata pengecash semangat santrinya.
Dengan suara terseguk, do’a Khotmil Qur'an pun dilantunkan yang artinya setoran telah usai.