Sapaan hangat dariku pada dua pemuda yang kala itu sedang memerintah sana sini, mereka memang kaya harta tapi tak juga kaya adab, secara nasab keduanya berasal dari keluarga agamis yang terpandang, namun ilmu agama yang dimiliki tak mampu membuat akhlaknya menjadi lebih baik, sehingga pandangan positif dari yang lainpun akhirnya memudar,
Satu tahun yang lalu keduanya datang ke tempat ini dengan sarkasnya yang khas.
Ya, mereka adalah pendatang namun sikapnya seolah pemimpin, Ntah apalagi yang harus aku katakan, terkait kedudukan ataukah kemanusiaan.
"Walaupun terkenal dimana-mana namun sikap arogan dan sombong yang melekat pada keduanya, membuat siapapun tak nyaman ketika bersama.
Melihat hal itu, aku memang tak mampu mengubahnya, karena diriku hanyalah wanita biasa yang jelas berbeda dengan mereka, namun setidaknya lewat pesan singkat yang tertuang dalam tulisan ini, kita bisa belajar untuk bersikap sewajarnya, tak perlu memerintah orang untuk terlihat gagah perkasa, tak perlu menilai yang lain supaya telihat bijaksana, dan tak perlu mencela mereka untuk menunjukkan kelebihan kita.
Seberapapun umurmu sekarang, belum tentu dapat mengubah opinimu yang masih bocah, kamu itu sudah dewasa bukan lagi anak kecil, bertindaklah sesuai umurmu.
Berikanlah kesan terbaik pada hari-hari yang kau lalui di tempat baru.
jika ribuan kata yang dilontarkan hanya berisi sarkas dan candaan, maka tak akan mampu menambah ganjaran pahala disisi-Nya.
Jangan sampai rupamu yang bagus, hanya akan membuat risau orang yang melihat, dan lisanmu yang fasih hanya akan menambah hati yang tersakiti.
Bangkitlah hati yang mati, dirimu masih berfungsi untuk insan yang memiliki hati nurani.